Dosen UMBY Bantu Tingkatkan Mutu dan Pemasaran Jamu Tradisional Jati Husada Mulya
Juli 17, 2023 2023-07-17 15:36Dosen UMBY Bantu Tingkatkan Mutu dan Pemasaran Jamu Tradisional Jati Husada Mulya
Dosen UMBY Bantu Tingkatkan Mutu dan Pemasaran Jamu Tradisional Jati Husada Mulya
Dosen Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) baru saja melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pelatihan tentang pentingnya higiene dan sanitasi pada proses pengolahan jamu tradisional pada kelompok pengrajin jamu tradisional Jati Husada Mulya (JHM), Sabtu (15/7/2023) lalu. Penyuluhan dan pelatihan ini merupakan tidak lanjut dari permohonan kepada Pusat Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerjasama (P3MK) UMBY yang diajukan langsung oleh Ketua Kelompok JHM yaitu Wagiyanti atau yang akrab dipanggil Yanti. P3MK UMBY menyambut baik permohonan tersebut dan segera menugaskan staf dosen Dr. Agus Slamet, S.TP., M.P., MCE dan Widarta, SE, M.M. Kedua dosen tersebut dari Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Agroindustri dan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi UMBY.
“Dengan kegiatan penyuluhan dan pelatihan ini diharapkan para pengrajin jamu JHM dapat terus menjaga dan meningkatkan kualitas mengingat bahwa tujuan konsumen minum jamu untuk kesehatan dan menghindari gangguan kesehatan karena jamu yang diproduksi kurang sehat misalnya karena faktor hieginis,” terang Dr. Agus Slamet, S.TP., M.P., MCE selaku Rektor UMBY sekaligus pemateri dalam penyuluhan ini.
Kelompok pengrajin jamu tradisional Jati Husada Mulya (JHM) yang beralamat di Padukuhan Watu, Argomulyo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta beranggotakan 30 orang pengrajin jamu. Usaha jamu tersebut dilakukan oleh ibu-ibu pengrajin yang merupakan tradisi turun-temurun warisan nenek moyangnya yang diwariskan ke anak dan cucu. Usaha jamu tersebut sebagai tambahan penghasilan rumah tangga yang rata-rata bermata pencaharian petani. Jamu tradisional yang diproduksi dan dipasarkan ada 2 jenis yaitu jamu cair dan instan. Jamu cair yang diproduksi antara lain: kunyit asam, beras kencur, temu lawak, brotowali dan uyup-uyup. Sedangkan jamu instan yang diproduksi secara berkelompok antara lain; jahe, secang, kunir putih dan temu lawak. Jamu instan diproduksi secara kelompok yang tergabung dalam JHM di ruang produksi Omah Jamu yang beralamat di Padukuhan Watu.
“Selain penyuluhan tentang pentingnya kebersihan dan sanitasi saat produksi, diharapkan juga setelah ini kelompok JHM dapat meningkatkan penjualan dengan digital marketing melalui media social. Dengan pemasaran secara digital, UMKM seperti JHM dapat melakukan promosi produk secara lebih luas sehingga diharapkan akan meningkatkan penjualan,” ujar Widarta, SE, M.M.
Penyuluhan dan pelatihan tentang pentingnya higiene dan sanitasi pada proses pengolahan jamu tradisional dari awal persiapan bahan, proses, dan pengemasannya disampaikan oleh Agus Slamet. Sedangkan penyuluhan dan pelatihan tentang pengelolaan usaha dan pemasaran khususnya pemasaran secara online diberikan oleh Widarta. Para pengrajin jamu JHM antusias mengikuti penyuluhan dan pelatihan serta akan menerapkan materi penyuluhan untuk meningkatkan kualitas produk dan peningkatan pemasaran online melalui media sosial.
Di akhir kegiatan Wagiyanti selaku ketua kelompok mengucapkan terima kasih kepada UMBY pada umumnya dan secara khusus kepada kedua staf dosen yang telah memberikan penyuluhan dan pelatihan pada kelompok pengrajin jamu JHM. Yanti berharap kerjasama yang baik antara UMBY dan kelompok JHM terus terjalin dan berkelanjutan.
Search
Categories
- Akademik (105)
- Alumni (1)
- Berita (134)
- Career (2)
- Info Akademik dan Kemahasiswaan (125)
- Info Terbaru (16)
- Magister Ilmu Pangan (1)
- Pengumuman (117)
- Pengumuman Wisuda (4)
- Pengumuman Yudisium (5)
- Program Studi (1)
- Research (4)
- Spotlight (5)
- Student life (11)
- Student story (11)
- Teknologi Hasil Pertanian (1)
- Uncategorized (146)
Popular Tags