Saat ini, masyarakat sudah mulai beralih memilih produk yang berkualitas (bukan lagi kuantitas), mulai ngetrend kuliner daging itik yang berlemak/ kolesterol rendah, juga makanan fungsional. Soal harga bukanlah menjadi persoalan utama. Ini tantangan baru bagi industri peternakan. Daging itik memiliki kelemahan seperti rendahnya tingkat perdagingan dengan kandungan lemak yang tinggi (terutama lemak bawah kulit, plus sedikit bau apek) jika dibandingkan dengan ayam pedaging. Kandungan lemak pada itik yaitu 8,2%, angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan ayam pedaging yaitu  4,8% [1],  maka diperlukan suatu inovasi produksi itik agar mampu menghasilkan kuantitas dan kualitas daging yang lebih baik agar diterima oleh konsumen.

Hal ini menjadi program pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh tim PKM UMBY pada kelompok Boga Antik Mulya dengan ketua kelompok Ibu Sunaryati di  dusun Samben di kelurahan Argomulyo Sedayu Bantul, sebagian warganya tergabung dalam kelompok peternak itik. Dalam pelaksanannya dilaksankan pada Minggu, (26/09/2021).

“Pelatihan dan penyuluhan produksi agar kuantitas dan kualitas produk karkas/daging yang lebih sehat rendah kolesterol dan variasi produk (dibuat Abon fungsional daging itik rendah kolesterol dengan nanokapsul jus kunyit) sehingga meningkatkan nilai penjualan dan pendapatan peternak” kata ketua PKM Dr. Ir. Sundari, MP yang ditemui pada pelatihan pembuatan abon itik yang dicuring nanokunyi.

Untuk pendampingan dalam biosekurity , sanitasi dan kesehatan ternak disampaikan oleh anggota PKM Drh. A Mamilisti Susiati, MP. Disamping itu, adanya pelatihan manajemen usaha dan pemasaran on-line yang akan menambah wawasan dan ketrampilan bagi peternak sehingga dapat meningkatkan kemampuan peternak untuk berwirausaha yang didampingi oleh anggota kelompok PKM, Nugraeni, SE, M.Sc, CRMP.

Selama pelaksanaan PKM ini juga melibatkan 5 mahasiswa prodi peternakan sebagai latihan dan pengayaan materi, yaitu Rohiman Syah Putra, Abdul Basid, Muh Tomi Susilo, Ferdian Panji Saputra dan Abi Bagas.